Kembali kucoba memungut, menyulam kearifan yang berserak dan bercecer ini, semoga saja memberi manfaat dan keberkahan bagiku dan bagi kita semua, Aamiin . . .
@_@
***
Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Orang-orang fakir mengutuskan utusan mereka kepada Nabi Muhammad s.a.w. maka berkata : "Ya Rasulullah, saya utusan fakir kepadamu."
Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Selamat datang kepadamu dan kepada orang-orang yang mengutuskanmu, engkau datang dari orang-orang yang dicintai Allah s.w.t."
Utusan itu berkata: "Ya Rasulullah, orang-orang miskin berkata : "Bahwa orang-orang kaya telah memborong semua kebaikan, mereka berhaji dan kami tidak dapat, dan mereka sedekah sedang kami tidak dapat, dan jika sakit mereka mengirim uang untuk tabungan mereka."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : "Sampaikan kepada orang fakir daripadaku : "Bahwa siapa yang sabar dari kamu akan mengharap pahala dari Allah s.w.t. Maka ia akan mendapat tiga macam yang tidak didapati oleh orang-orang yang kaya yaitu :
-
Didalam syurga ada kamar dari yaqut yang merah,
orang-orang syurga itu melihat tempat itu sama dengan orang dunia jika
melihat bintang di langit, tidak dapat masuk kesitu kecuali Nabi yang fakir
atau orang yang mati syahid yang fakir atau seorang mukmin yang fakir.
-
Orang fakir yang masuk syurga sebelum orang kaya
sekadar setengah hari yaitu sekira lima ratus tahun, mereka bersuka-suka
dengan bebas leluasa dan Nabi Sulaiman bin Daud a.s. akan masuk sesudah
nabi-nabi yang lainnya kira-kira empat puluh tahun disebabkan oleh
kerajaan yang diberikan Allah s.w.t. kepadanya.
- Jika orang fakir membaca: Subhaballah walhamdulillah walaa ilaha illalah wallahu akbar dengan tulus ikhlas dan orang kaya membaca itu, maka orang kaya itu tidak dapat mengejar orang fakir meskipun ditambah dengan sedekah sepuluh ribu dirham. Demikian amal-amal kebaikan yang lain-lainnya
Maka kembalilah utusan itu memberitahu kepada orang-orang fakir miskin apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu kepada mereka, maka mereka berkata: "Kami ridho, ya Tuhan, kami puas, ya Tuhan."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar r.a. berkata : "Saya dipesan oleh junjunganku Nabi Muhammad s.a.w. tujuh macam yang tidak sampai saya tinggalkan dan tidak akan saya tinggal semua itu yaitu:
- Saya dipesan supaya suka kepada orang-orang miskin dan mendekati mereka
- Saya dipesan supaya selalu melihat kepada orang-orang yang dibawahku dan tidak melihat pada orang-orang yang diatasku
- Saya dipesan supaya tetap menghubungi kaum kerabat meskipun mereka jauh dan memutuskan hubungan
- Saya dipesan supaya memperbanyakkan membaca : Laa haula walaa quwwata illa billahi, karena itu sebagai perbendaharaan kebaikan atau tabungannya
- Saya dipesan supaya jangan minta apapun dari sesama manusia
- Saya dipesan supaya jangan takut didalam melaksanakan hukum Allah s.w.t. dari cela (ejekan) orang-orang yang mengejek
- Saya dipesan supaya selalu berkata benar meskipun pahit dan berat
Dan adanya Abu Dzar jika jatuh pecut dari tangannya sedang ia di atas
kendaraannya, maka ia tidak suka minta tolong kepada orang untuk mengambilkannya.
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-A'masy dari Khaitsamah berkata : "Malaikat berkata : "Ya Tuhan, hambaMu yang kafir itu Engkau lapangkan dunianya dan Engkau jauhkan daripada bala."
Jawab Allah s.w.t. : "Kamu buka tempat siksanya."
Dan ketika dilihat oleh malaikat mereka
berkata : "Ya Robbi, tidak berguna apa yang mereka dapat dari
dunia itu."
Lalu malaikat itu berkata : "Ya
Tuhan, hambaMu yang mukmin
Engkau jauhkan daripadanya dunia dan Engkau
hidangkan kepada bala."
Allah s.w.t.
berfirman : "Bukalah tempat pahalanya."
Maka jika telah dilihat oleh
malaikat, mereka berkata : "Tidak apalah bagi mereka apa yang mereka derita
di dunia."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar Alghifari r.a. berkata : Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda (Yang berbunyi) : "Almuktsirun
humul asfalun, illa man qaala bilmaali hakadza wahaa kadzaa waha kadza wahaa
kadza wa qaliilun maahum." (Yang artinya) : "Orang-orang
yang banyak hartanya itu kelak yang paling bawah tempat mereka kecuali yang
menggunakan harta itu begini dan begini dan begini dan begini dan begini (Yakni
sedekah ke kanan, ke kiri, ke muka, ke belakang) Dan sedikit yang sedemikian."
Abul Laits berkata: "Orang kaya itu tempatnya dibawah orang yang miskin
baik disyurga atau dineraka, kecuali orang yang selalu sedekah ke kiri kanan,
depan belakang dan sedikit sekali yang sedemikian sebab syaitan laknatullah
merintangi mereka untuk sedekah."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Syaitan
laknatullah berkata : "Orang kaya tidak dapat selamat dari tiga macam yaitu :
- Saya perhias didalam pandangannya sehingga tidak dikeluarkan kewajipannya atau
- Saya ringankan tangannya sehingga dikeluarkan tidak pada tempatnya atau
- Saya cintakan dalam hatinya sehingga ia berusaha mendapatkannya walau tidak halal
Abud-Dardaa r.a. berkata : "Ketika Nabi
Muhammad s.a.w. diutuskan, sedang saya ingin akan menghimpun antara
dagang dengan ibadah, maka tidak dapat, maka saya tinggalkan dagangan dan tetap
melakukan ibadah. Demi Allah yang jiwaku ada
ditanganNya, saya tidak ingin mempunyai toko
di dekat masjid sehingga tidak ketinggalan sembahyang jamaah dan mendapat untung
tiap harinya empat puluh dinar untuk bersedekah fisabilillah."
Ketika
ditanya : "Mengapakah tidak suka itu?"
Jawabnya : "Karena beratnya
perhitungan hisab pada hari kiamat."
Abuhurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda
(Yang berbunyi) : "Allahumma man ahabbani
farzuqhul afafaa walkafaafa, waman abghadhani faaktsir malahu wawaladahu."
(Yang artinya) : "Kefakiran itu sukar di dunia senang di akhirat dan
kekayaan itu kesenangan di dunia dan kerusakan di akhirat."
Anas bin Malik r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda
(Yang berbunyi) : "Inna likulli ahad hirfah,
wahirfati itsnataan : Alfakru wal jihad, faman ahabbahuma faqad ahabbani waman
abghadhahuma faqad abghadhani." (Yang artinya) : "Tiap
orang ada kesukaannya (pekerjaannya) dan kesukaanku fakir dan jidah, maka siapa
suka pada keduanya berarti suka kepadaku dan siapa membenci keduanya itu berarti
benci kepadaku."
Abul Laits berkata : "Seharusnya seorang muslim suka kepada orang fakir
meskipun ia kaya, sebab cinta kepada orang fakir itu berarti cinta kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dan juga Allah s.w.t. menyuruh
Nabi Muhammad s.a.w. supaya cinta kepada
orang-orang fakir miskin seperti firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi) : "Wasbir
nafsaka ma alladzina yad uuna robbahum bil ghadaati wal asyiyi yuriduuna wajhahu."
(Yang artinya) : "Dan sabarkan dirimu berkumpul dengan orang-orang
yang selalu berdoa kepada Tuhan pagi dan petang
semata-mata karena mengharap keridhoaanNya."
(Surah Alkahfi ayat 28)
Sebab turun ayat ini karena Uyainah bin Hishin Alfazari tokoh Bani
Fazarah masuk ketempat Nabi Muhammad s.a.w. sedang
disitu ada Salman Alfaritsi. Shuhaib bin Sinan Arrumi dan Bilal Alhabasyi dan
lain-lainnya dari kaum dhu'afaa' (yang lemah lembut), mereka dengan pakaian yang
jelek dan berbau peluh mereka, maka Uyainah berkata : "Kami ini adalah
bangsawan dan mempunyai harga diri, maka bila kami masuk kepadamu, maka
keluarkan orang-orang itu sebab mereka mengganggu kami dengan bau dan berilah
kepada kami waktu sendiri duduk bersamamu."
Maka Allah
s.w.t. melarang Nabi Muhammad s.a.w. mengusir
mereka dan diperintahkan supaya sabar berkumpul dengan orang-orang yang tidak
meninggalkan sembahyang lima waktu karena mengharap
keridhoanNya.
Allah s.w.t. berfirman
(Yang berbunyi) : "Walaa ta'du ainaka anhum
turiidu ziinatal hayatidduniya, wakaana amruhu furutha."
(Yang artinya) : "Dan jangan engkau palingkan pandanganmu dari mereka karena menginginkan kemewahan dunia, dan jangan menurut kepada orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari peringatan (ajaran) Kami, dan hanya menurutkan hawa nafsunya, maka semua urusan halnya sia-sia belaka." (Surah Alkahf ayat 28)
(Yang artinya) : "Dan jangan engkau palingkan pandanganmu dari mereka karena menginginkan kemewahan dunia, dan jangan menurut kepada orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari peringatan (ajaran) Kami, dan hanya menurutkan hawa nafsunya, maka semua urusan halnya sia-sia belaka." (Surah Alkahf ayat 28)
Dan perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w. ini
berlaku kepada semua kaum muslimin sampai hari kiamat, karena itu seharusnya
tiap muslim harus suka dan baik kepada orang fakir miskin, serta berbudi
kepada mereka karena mereka orang-orang terkemuka disisi Allah
s.w.t. dan dapat diharapkan syafaat mereka.
Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Pada hari kiamat kelak akan dihadapkan seorang hamba, lalu Allah
s.w.t. berkata halus kepadanya sebagaimana seorang yang minta maaf
kepada kawannya, maka Allah s.w.t. berfirman:
"Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku
tidak menyingkirkan dunia daripadamu karena hinamu dalam pandanganKu,
tetapi kerana Aku telah menyediakan untukmu
kemuliaan dan karunia. Keluarlah hai hambaKu
kebarisan-barisan itu dan lihatlah siapa yang dahulu pernah memberi makanan atau
pakaiannya kepadamu dengan ikhlas karenaKu."
Maka peganglah tangannya dan ia hakmu, maka berjalanlah ia
ditengah-tengah manusia yang sedang tenggelam dalam peluhnya, lalu melihat orang
yang dahulu pernah berbuat baik kepadanya lalu dipegang tangannya dan dimasukkan
ke syurga."
Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Perbanyaklah kenalan orang-orang fakir miskin dan berbudilah kepada mereka
karena mereka kelak akan mendapat kekuasaan."
Sahabat bertanya : "Apakah
kekuasaan mereka, ya Rasulullah?"
Jawab
Nabi Muhammad s.a.w. : "Bila tiba hari
kiamat maka dikatakan kepada mereka : "Perhatikan siapa yang dahulu pernah
memberimu makanan atau minuman seteguk atau pakaian sehelai baju, maka peganglah
tangannya dan tuntunlah ke syurga."
Abul Laits berkata : "Ketahuilah bahwa bagi orang fakir miskin itu akan
mendapat lima kemuliaan yaitu:
- Pahala amalnya lebih dari pahala amal orang-orang yang kaya dalam sembahyang, sedekah dan lain-lainnya
- Jika ingin sesuatu dan tidak tercapai dicatat baginya pahala
- Mereka lebih dahulu masuk syurga
- Hisab mereka diakhirat lebih ringan
- Kemenyesalan mereka sangat kurang sebab orang-orang kaya ingin seperti orang fakir diakhirat sedang orang fakir tidak ingin seperti orang yang kaya.
Dan semua keterangan ini ada keterangannya dari hadis-hadis.
Zaid bin Aslam berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Satu dirham untuk sedekah lebih afdal dari seratus ribu ."
Ditanya :
"Bagaimana yang demikian, ya Rasulullah?"
Jawab Nabi
Muhammad s.a.w. "Seorang mengeluarkan dari kekayaannya yang
sangat banyak seratus ribu dirham dan disedekahkan dan lain orang yang
mengeluarkan satu dirham dari miliknya yang hanya dua dirham tiada ada yang lain
dengan senang hati, maka orang yang mengeluarkan satu dirham lebih afdal dari
yang seratus ribu dirham."
Alhasan r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. ditanya
oleh seorang sahabat : "Jika kami menginginkan sesuatu dan tidak dapat
mencapainya, apakah kami mendapat pahala?" Jawab Nabi
Muhammad s.a.w. "Dengan amalan yang manakah kamu akan mendapat
pahala jika tidak mendapat dalam keadaan itu?"
Adhdhahhak berkata : "Siapa yang masuk pasar lalu melihat sesuatu yang
diinginkannya lalu ia sabar dan mengharap pahala dari Allah
s.w.t., maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada sedekah
seratus ribu dinar fisabilillah."
Abul Laits berkata : "Dalil atas kelebihan orang fakir itu ialah ayat (Yang
berbunyi) : "Wa aqimus shalata wa atuzzakata wa
athi urrasula la allakum turhamun." (Yang artinya) : "Tegakkan
sholat dan keluarkan zakat dan taatlah kepada
Rasulullah supaya kamu diberi rahmat."
Didalam ayat ini Allah s.w.t. meletakkan hak
orang fakir langsung sesudah hak Allah s.w.t..
Dan juga orang fakir miskin sebagai doktornya orang kaya, sebab jika ia sakit
disuruh sedekah kepada fakir miskin, juga sebagai penyucinya sebab bila sedekah
kepada fakir miskin maka ia dibersihkan dari dosa-dosanya, juga membersihkan
hartanya, juga sifakir itu sebagai pesuruhnya, sebab bila ia akan bersedekah
untuk ayah bundanya yang telah meninggal, ia pergi kepada fakir miskin dan
memberikan sedekah kepada mereka, juga menjaga kekayaannya, sebab harta yang
dikeluarkan zakat dan sedekahnya terpelihara dari bencana."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : "Sukakah
saya beritahu kepadamu tentang raja-raja disyurga?"
Jawab mereka : "Ya,
baiklah ya Rasulullah."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Mereka orang-orang yang terhina dan teraniaya, yang tidak diterima untuk
mengawini wanita-wanita bangsawan dan hartawan dan tidak dibukakan bagi mereka
pintu-pintu yang tertutup, mati seseorang dari mereka sedang hajatnya masih
didalam dadanya belum tercapai tetapi sekiranya sungguh-sungguh minta kepada Tuhan
pasti Allah s.w.t. akan memberi padanya."
Ibn Abbas r.a. berkata : "Mal'un (terkutuk) siapa yang menghormat karena
kekayaan dan menghina karena kemiskinan."
Abud Dardaa' r.a. berkata : "Kami tidak adil terhadap saudara-saudara yang
kaya sebab mereka makan, kami juga makan, dan minum, kami juga minum, dan mereka
mempunyai kelebihan harta yang selalu mereka lihat-lihat dan kami juga melihat
harta itu bersama mereka, tetapi mereka bakal dihisab (dituntut) dan kami bebas
dari tuntutan."
Syaqiq Azzahid berkata : "Orang-orang miskin memilih tiga dan orang-orang
kaya juga memilih tiga yaitu:
Orang-orang miskin memilih
- kesenangan jiwa dan
- kekosongan hati dan
- ringannya hisab
Sedang orang-orang kaya memilih:
- Sibuknya hati
- Penatnya fikiran
- Beratnya hisab
Hatim Azzahid berkata: "Siapa yang mengakui empat tanpa empat, maka
is dusta dalam pengakuannya yaitu:
- Siapa yang mengaku cinta kepada Allah s.w.t. tanpa meninggalkan yang haram
- Siapa yang mengaku cinta kepada syurga tanpa mengeluarkan harta untuk taat kepada Allah s.w.t., maka ia dusta
- Siapa yang mengaku cinta kepada Rasulullah tanpa mengikuti sunnaturrasul maka ia dusta
- Siapa yang menginginkan derajat yang tinggi tanpa bersahabat kepada orang-orang fakir miskin, maka ia dusta
Seorang cendikiawan berkata : "Empat macam siapa yang ada didalamnya maka ia
haram dari kebaikan yaitu:
- Orang yang sombong kepada bawahnya
- Orang yang durhaka terhadap kedua orang tuanya
- Orang yang menghina orang-orang gharib (asing)
- Orang yang menghina orang-orang miskin karena kemiskinannya
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : "Allah
s.w.t. tidak mewahyukan kepadaku supaya mengumpulkan harta dan
menjadi pedagang tetapi Allah s.w.t. mewahyukan
kepadaku supaya bertasbih dan tahmid kepada Tuhan dan
selalu bersama-sama orang-orang yang sujud dan ibadahlah kepada Tuhanmu sehingga
mati (mencapai keyakinan yang sesungguhnya.)."
Abul Laits berkata : "Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said
Alkhudri r.a. berkata : "Ya Allah,
matikan aku sebagai orang fakir miskin dan jangan dimatikan aku kaya dan
kumpulkan aku di mahsyar dalam rombongan orang-orang miskin pada hari kiamat,
maka sesungguhnya yang amat celaka ialah orang yang miskin di dunia dan tersiksa
di akhirat."
Umar bin Alkhattab r.a. ketika disampaikan kepadanya hasil ghinamah
(hasil perang) Qadissiyah, ia memeriksanya dan melihat-lihatnya lalu menangis.
Abdurrahman Bin Auf berkata : "Mengapakah engkau menangis, ya amirul
mukminin, padahal hari ini hari gembira dan senang?"
Jawabnya : "Benar,
tetapi suatu kaum yang diberi ini melainkan terjadi kebencian dan permusuhan
diantara mereka."
Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Tiap ummat ada fitnah (ujiannya) sendiri-sendiri, dan ujian ummatku adalah
harta kekayaan."
Abdullah bin Umar r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
"Sesungguhnya makhluk yang sangat dikasihi oleh Allah
s.w.t. ialah orang yang fakir miskin sebab manusia yang amat dikasihi
oleh Allah s.w.t. ialah para Nabi, maka Allah
s.w.t. menguji mereka dengan kefakiran kemiskinan."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan Albashri berkata : "Allah
s.w.t. telah mewahyukan kepada Nabi Musa bin Imran a.s : Ada seorang kekasihKu
dari seorang hambaKu di bumi akan mati, maka
pergilah engkau kepadanya dan mandikan serta kafankan dan kuburkan."
Maka
dicari oleh Nabi Musa a.s. di kota tidak bertemu dan di dusun juga tidak bertemu,
lalu ia melihat tukang-tukang menggali tanah, maka ia bertanya : "Apakah
kamu ada melihat orang sakit atau mati?"
Jawab mereka : "Di sini
ditempat yang rusak ini ada seorang sakit mungkin itu yang engkau maksudkan."
Jawab Nabi Musa a.s. : "Ya benar."
Maka ia pergi ke sana, tiba-tiba ada
seorang yang sedang sakit menggeletek di atas tanah berbantal batu merah, dan
ketika ia sedang menghadapi sakaratulmaut jatuh kepalanya dari
batu merah itu. Maka berdiri Nabi Musa a.s. sambil menangis dan berkata : "Ya
Robbi, inilah kekasihMu, dari hambaMu
menderita sakit dan tidak ada seorangpun yang merawatnya."
Maka
Allah s.w.t. menurunkan wahyu : "Hai Musa, Aku
jika kasih kepada seorang hambaKu, Aku
singkirkan dunia daripadanya."
Abbas
Bin Katsir dari Alhasan berkata : "iblis laknatullah mengambil pertama
uang emas (dinar) yang dibuat di atas bumi lalu diletakkan antara kedua
matanya
sambil berkata : "Siapakah yang cinta kepadamu, maka ia hambaku."
Abul Laits dari Idris dari Wahb bin Munabbih berkata : "iblis laknatullah
datang kepada Nabi Sulaiman dan Daud a.s. berupa orang tua lalu ditanya oleh
Nabi Sulaiman : "Beritakan kepadaku apa yang akan engkau perbuat terhadap
ummat Nabi Isa bin Maryam a.s?" Jawab iblis laknatullah : "Saya akan
menganjurkan kepada mereka supaya menggunakan dua Tuhan selain
Allah s.w.t."
Lalu apakah yang akan engkau perbuat terhadap
ummat Nabi Muhammad s.a.w.?"
Jawab
iblis laknatullah : "Saya akan iming-imingkan kepada mereka kepada dinar dan
dirham (mas dan perak) sehingga itu lebih mereka inginkan daripada Laa
ilaha ilallah."
Nabi Sulaiman a.s. berkata(Yang berbunyi) :
"A udzu billahi minka."
(Yang artinya) : "Saya berlindung kepada Allah
s.w.t. daripadamu." Tiba-tiba ia sudah tidak ada.
Abul Laits berkata : "Kewajipan seorang fakir ia harus mengerti terhadap
karunia Allah s.w.t. kepadanya, bahwa Allah
s.w.t. menghindarkan dunia daripadanya karena mulianya disisi Allah
s.w.t., yang mana Allah s.w.t. telah
memuliakannya sebagaimana memuliakan para Nabi-nabiNya dan
para Wali, dan mengucap Alhamdulillah
dan tidak baginya dari dunia dan andaikan kefakiran tidak mempunyai kelebihan
selain sekadar mengikuti kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.
niscaya itu saja cukup besar."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Thawwus dari Ibn Abbas r.a. berkata :
"Ketika Nabi Muhammad s.a.w. duduk
bersama Jibril a.s., tiba-tiba Jibril berkata : "Ini ada Malaikat yang turun
dari langit yang belum pernah turun, dan ia minta izin kepada Tuhan untuk
berziarah kepadamu."
Maka tidak lama datanglah malaikat itu dan memberi
salam : "Assalamu alaikum, ya
Rasulullah s.a.w"
Jawab Nabi Muhammad
s.a.w. : "Wa alaikum salam."
Lalu malaikat itu berkata : "Allah s.w.t.
telah menyuruh engkau memilih antara diberi kunci dari segala sesuatu dan diberi
kekayaan yang belum pernah diberikan kepada seorang sebelummu dan tidak akan
diberikan kepada seorang sesudahmu, tanpa mengurangi apa yang telah disediakan
bagimu di akhirat atau dikumpulkan bagimu semua diakhirat (dihari kiamat)."
Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Supaya
dikumpulkan semua itu bagiku dihari kiamat saja."
Shafwan bin Saliem dari Abdul Wahhab bin Bajid berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda : "Telah ditawarkan kepadaku dataran
Mekkah ini berupa emas perak, maka saya berkata : "Ya
Tuhan, lebih baik saya kenyang sehari dan lapar sehari, maka
memujiMu jika kenyang dan minta kepadaMu
jika lapar."
***
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar, begitu besar kemuliaan yang telah Engkau beri kepada si fakir. Padahal terkadang kita merasa hina terhadap kefakiran yang ada pada diri kita ini dan bahkan sampai menghalalkan segala cara untuk merubah kefakiran tersebut. Manakala pula kita merasa bahwa harga diri kita terasa lebih tinggi ketika bersanding bersama si fakir, hingga kita mengejeknya, menghinanya atau bahkan dengan sikap ekstrim lainnya. Padahal sebagaimana kita ketahui mereka dipandanganNya jauh lebih mulia daripada kita.
Sebuah perenungan bagi kita yang merasa fakir (ketika pola pandang kita melihat ke atas) , bahwa kefakiran kita adalah sebuah karunia kemuliaan dari pandanganNya. Dan bilamana pola pandang kita melihat ke bawah, maka sebuah cambuk bagi kita bahwa setiap harta benda yang terkaruniakan kepada kita itu ada sebagian milik mereka si fakir. Bukan suatu kebanggaan pula atas keberbendaan yang melekat pada diri kita ini.
Cukup sekian kawan, salam santun dariku . . .
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh . . .
Sumber : http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/orangfakirmiskin.htm dengan sedikit penyesuaian
***
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar, begitu besar kemuliaan yang telah Engkau beri kepada si fakir. Padahal terkadang kita merasa hina terhadap kefakiran yang ada pada diri kita ini dan bahkan sampai menghalalkan segala cara untuk merubah kefakiran tersebut. Manakala pula kita merasa bahwa harga diri kita terasa lebih tinggi ketika bersanding bersama si fakir, hingga kita mengejeknya, menghinanya atau bahkan dengan sikap ekstrim lainnya. Padahal sebagaimana kita ketahui mereka dipandanganNya jauh lebih mulia daripada kita.
Sebuah perenungan bagi kita yang merasa fakir (ketika pola pandang kita melihat ke atas) , bahwa kefakiran kita adalah sebuah karunia kemuliaan dari pandanganNya. Dan bilamana pola pandang kita melihat ke bawah, maka sebuah cambuk bagi kita bahwa setiap harta benda yang terkaruniakan kepada kita itu ada sebagian milik mereka si fakir. Bukan suatu kebanggaan pula atas keberbendaan yang melekat pada diri kita ini.
Cukup sekian kawan, salam santun dariku . . .
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh . . .
Sumber : http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/orangfakirmiskin.htm dengan sedikit penyesuaian
its very good
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya kawan . . .
BalasHapus