Sabtu, 10 September 2011

"Meminang Dengan Bismillah"


Dalam sebuah ebook “Kado Pernikahan” , di sana disebutkan bahwa ada beberapa langkah-langkah yang perlu dicermati sebagai aspek penunjang dalam mewujudkan keluarga sakinah penuh berkah. Untuk langkah awal yang paling mendasar dalam hal ini adalah tentang “Meminang Dengan Bismillah”.

Dalam konteks ini, yang dimaksud meminang dengan bismillah adalah mendahul
ukan “bismillah” (dengan menyebut asma Allah) dalam melakukan proses peminangan tersebut (memantapkan niat dalam hati). Dan tak lupa menyertakan pula "hamdalah" dan "shalawat".

Caranya dengan mengucapkan, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Allahumma shalli ‘aala Muhammad wa ‘alaa ali Muhammad,” atau dengan shalawat lainnya yang dibenarkan As-sunah.

Kemudian ucapkan :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi- Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Aku datang pada kalian untuk mengungkapkan keinginan kami melamar putri kalian --Fulanah binti Fulan -- atau janda kalian --Fulanah binti Fulan." Atau kalimat lain yang semakna.

Mengapa demikian ???
Karena, orang yang meminang, kata Imam Nawawi dalam Al-Adzkaarun Nawawiyyah, disunnahkan untuk memulai dengan membaca hamdalah dan shalawat untuk Rasul Saw.

Pada sebuah kumpulan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abu Hurairah, kata Ustadz Abdul Hamid Kisyik, dari Abu Hurairah r.a., Nabi Saw.bersabda, “Setiap lamaran yang tidak ada syahadat di dalamnya seperti tangan yang tidak membawa berkah.”

Kata Imam Nawawi selanjutnya, di dalam kitab Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah, dan yang lainnya meriwayatkan melalui Abu Hurairah r. a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:Setiap perkataan --menurut riwayat yang lain setiap perkara-- yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya --menurut riwayat yang lain terputus dari kebarakahannya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad, hasan).

Dengan “bismillah” ini bisa diartikan kita menyerahkan semua urusan atas proses peminangan tersebut kepadaNya. Baik ataupun buruk dari hasil proses ini terkembali kepadaNya.

Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabah, muadzin kecintaan Rasulullah Saw. tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap Kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan:Saya ini Bilal, dan ini saudaraku. Kami datang untuk meminang. Dahulu kami berada dalam kesesatan kemudian Allah memberi petunjuk. Dahulu kami budak-budak belian, kemudian Allah memerdekakan...,” kata Bilal.

Kemudian ia melanjutkan, “Jika pinangan kami Anda terima, kami panjatkan ucapan Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Dan kalau Anda menolak, maka kami mengucapkan Allahu Akbar. Allah Maha Besar.”

Menurut pandangan Bilal, jika pinangan diterima, maka hanya Allah yang berhak dan layak dipuji. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Pujian dalam segala bentuknya. Peminangan pun insya-Allah merupakan sebentuk pujian kepada-Nya dengan menjaga kehormatan atas apa yang dikaruniakan kepada kita. Adapun kalau pinangan ditolak, kita ingat bahwa yang besar dan seharusnya besar di mata dan hati kita adalah Allah ‘Azza wa Jalla.

Peminangan adalah salah satu bentuk ikhtiar untuk mengagungkan Allah. Kita mengagungkan Allah dengan berusaha menghalalkan karunia kecintaan kepada lawan jenis melalui ikatan pernikahan yang oleh Allah disebut mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat).

Maka, kalau proses peminangan yang sampaikan terjadi petolakan, agungkan Allah. Semoga kita tetap berbaik sangka kepada Allah. Kita tetap berprasangka baik. Sebab, bisa jadi, penolakan justru merupakan jalan pensucian jiwa dari kezaliman-kezaliman diri kita sendiri. Boleh jadi penolakan merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan, dan kejernihan niat, mengingat bahwa ada banyak hal yang dapat menyebabkan terkotorinya niat. Bisa jadi Allah hendak mengangkat derajat kita, kecuali jika justru kita merendahkan diri sendiri. Tapi kita juga perlu memeriksa hati, jangan-jangan perasaan itu muncul karena ‘ujub (kagum pada diri sendiri). Penolakan bisa saja merupakan “metode Allah” untuk meluruskan niat dan orientasi kita.


Demikian kiranya, langkah awal sebagai aspek penunjang terciptanya keluarga sakinah penuh berkah yang disarikan dari ebook “Kado Pernikahan” . Untuk langkah-langkah penuh keberkahan dalam mewujudkan keluarga sakinah tahapan selanjutnya, insyaAllah akan dibahas dilain kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar