Adam , berarti tanah, manusia, atau cokelat muda (sekitar 5872-4942 SM) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia.
Adam
hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM),
sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat
kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan
Al-A’raaf [7]:11-25.
Menurut ajaran agama Abrahamik, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Menurut Ibnu Humayd, Ibnu Ishaq, dan Salamah
anak-anak Adam adalah: Qabil dan Iqlima, Habil dan Labuda, Sith dan
Azura, Ashut dan saudara perempuannya, Ayad dan saudara perempuannya,
Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah
dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan
saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara
perempuannya, dan Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan
anak Adam sejumlah 40.
Wujud Adam
Menurut
hadits Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki
postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter).
Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam
Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.
Adam adalah manusia sempurna, berjalan tegak dengan kedua kakinya,
berpakaian menutup aurat, dan berbahasa fasih dengan jutaan kosa kata.
Dia adalah seorang nabi dan rasul yang menerima wahyu dari Allah serta
hukum syariat untuk manusia saat itu.
Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang
tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang
berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai manusia
dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari
peradaban manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya
sebagai `khalifah` (pemimpin) di muka bumi.
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat
dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan
makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik.
Sesuai dengan Surah Al Israa' 70, yang berbunyi:
“ | Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa' 17:70) | ” |
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
“ | sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4) | ” |
Menurut
riwayat di dalam Al-Qur'an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan
oleh Allah, seluruh malaikat
bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan
kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi
di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari
gambaran manusia purba menurut Charles Darwin, yang digambarkan berjalan
dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.
Makhluk sebelum Adam
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an:
“ | “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30) | ” |
Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah makhluk berakal pertama' yang memipin di Bumi.
Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan
Allah yaitu manusia, jin, dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan
penciptaan yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang
dinamis dan nafsu namun hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan
malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena
tujuan penciptaanya sebagai pesuruh Allah. Tidak tertutup kemungkinan
bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga makhluk ini.
Dari
ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah
makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di
atas. Dalam Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada
makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi
memiliki karakteristik yang primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu,
kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara
vowel yang mampu mereka bunyikan.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens
memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600
cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun
yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang
mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Surah Al Hijr ayat 27 berisi:
“ | Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27) | ” |
Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk
berakal yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir
Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam
diciptakan adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan."
Menurut
salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu
penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan
jin.
Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin
hidup pada dimensi yang berbeda. Sehingga tidak mungkin manusia menjadi
pengganti bagi Jin.
Penciptaan Adam
Penciptaan Adam
adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai
satu daripada ciptaan Allah yang paling kontroversi atau paling
disebut-sebut oleh makhluk Allah yang lain.
Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan Alkitab
Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan Alkitab
“ | Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Surat Al Baqarah: 30) | ” |
“ | Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."... ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.Kejadian 1:26 dan 2:7 |
Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.
Jibril
kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula
Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya
juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh
bumi. Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail
untuk melakukan tugas tersebut dan mendesak bumi agar tidak menolak
walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas perintah
dan nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah
atas perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah
yang memungkinkan bumi mendurhakai Allah. Menurut Ibnu Abbas, tanah
bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah
tersebut adalah:
- Tanah Baitulmuqaddis - kepala sebagai tempat kemuliaan untuk diletakkan otak dan akal.
- Tanah Bukit Tursina (Mesir) - Gatling sebagai tempat mendengar dan menerima nasihat.
- Tanah Iraq - dahi sebagai tempat sujud kepada Allah.
- Tanah Aden (Yaman) - muka sebagai tempat berhias dan kecantikan.
- Tanah telaga Al-Kautsar - mata sebagai tempat menarik perhatian.
- Tanah Al-Kautsar - gigi sebagai tempat memanis-manis.
- Tanah Kaabah (Makkah) - tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan bekerjasama.
- Tanah Paris (Perancis) - tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan istinjak.
- Tanah Khurasan (Iran) - perut sebagai tempat berlapar.
- Tanah Babilon (Iraq) - kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta godaan syaitan.
- Tanah Tursina (Mesir) - tulang sebagai peneguh manusia.
- Tanah India - kaki sebagai anggota berdiri dan berjalan.
- Tanah Firdaus (Syurga) - hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan kemahuan.
- Tanah Taif (Arab Saudi) - lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah, syukur dan do'a.
Penyempurnaan
Tubuh
Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di
kepala dan dua di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung,
satu mulut, satu dubur dan satu uretra. Lima pancaindera dilengkapi
dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk
pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti
asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, sejuk,
tekanan, kelikatan dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air
tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur
ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai "sifat". Lalu tubuh Adam digenggam
dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur-Sifat Allah dan dirasmi dengan "Bahrul Uluhiyah". Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam "Kudral 'Izzah" iaitu sifat "Jalan dan Jammal" lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: "Bukankah
telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar),
sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang
disebut-sebut..." (Surat Al Insaan:1)
Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120
tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan
40 tahun di tanah yang hitam dan berbau. Dari situ, Allah ubah tubuh
Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena
proses kejadian itu melalui peringkat yang "kotor", tidak heran Malaikat
dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari tanah.
Masuknya roh
Roh
diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk
lain, roh juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu.
Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan
malaikat. Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail
memaksa ruh memasuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia
memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga
ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun.
Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah "Alhamdulillah" yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.
Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah "Alhamdulillah" yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.
Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun
padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan
sifat manusia yang terburu-buru. Ketika roh sampai di perut, maka organ
dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mula merasakan
lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan
berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan
kulit. Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding
kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai
peringatan kepada keturunan manusia.
Kesombongan Iblis
Saat
semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu,
hanya Iblis dari bangsa Jin yang membangkang dan enggan mematuhi
perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih
agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena Iblis merasa diciptakan dari
unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah
dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa
enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang
lain.
Disebabkan
oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Iblis dengan
mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat
disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat
kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang
abadi.
Iblis
dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada Allah
untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan
permohonannya itu. Iblis mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia
terusir dari surga.
Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk
meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya.
Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan
hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
Pengetahuan Adam
Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat
terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang
menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka Allah memerintahkan malaikat
untuk menyebutkan nama-nama benda. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah
untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui
ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
Adam
lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu
kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah
Allah
kepada mereka bahwa hanya Allah lah yang mengetahui rahasia langit dan
bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal yang dinamis. Sedangkan
malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui
hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah saja.
Adam menghuni surga
Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di surga
dulu sebelum diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan
untuk mendampinginya. Adam memberinya nama, Hawa. Menurut cerita para
ulama, Hawa diciptakan oleh Allah
dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih
tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya.
Allah berfirman kepada Adam:
“ | Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35) | ” |
Tipu daya Iblis
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat
pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa
yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai dengan menggoda
mereka untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah kepada mereka.
Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa Allah
melarang mereka memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup
kekal seperti Tuhan apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus
diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan
memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar
ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:
“ | Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36) | ” |
Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu bertaubat kepada Allah dan setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:
“ | Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. | ” |
Peristiwa ini hanyalah skenario yang dirancang oleh Allah. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Adam dan Hawa mengenai apa yang boleh mereka kerjakan dan apa yang tidak boleh mereka kerjakan. Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi bukan karena hukuman melainkan karena sebelum mereka diciptakan, Allah memang akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka Bumi. Oleh karena itu jika mereka tidak memakan buah terlarang pun mereka tetap akan diturunkan ke Bumi.
Adam dan Hawa turun ke bumi
Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga.
Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka
sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
Menurut
kisah Adam diturunkan di (Sri Lanka) di puncak bukit Sri Pada dan Hawa
diturunkan di Arabia. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di
dekat Mekkah
setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa
menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip
dengan keadaan surga. Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang
berukuran raksasa.
Di
bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.
Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima,
kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda.
Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan
keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan
Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam
kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan
kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah
yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor
kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang
Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya.
Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak
menentukan pilihannya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Adam
http://id.wikipedia.org/wiki/Penciptaan_Adam
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Adam
http://id.wikipedia.org/wiki/Penciptaan_Adam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar