Selasa, 26 Juli 2011

Rahasia Berbuka Dengan Kurma

Buah kurma adalah makanan yang sangat baik, diandalkan sejak zaman para Nabi, didalam Al-Qur'an, kurma disebut sebanyak 24 kali, antara lain dalam surat Maryam ayat 25-26, yaitu ketika Maryam akan melahirkan putranya Nabiyullah 'Isa 'Alaihis Salam. Allah memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma yang menjadi sandarannya kemudian beliau diperintahkan untuk memakan buah kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak itu buah kurma menjadi makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca melahirkan dari zaman ke zaman sampai hari akhir.
Ibnu umar meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW : "Ada jenis pohon yang
berkahnya seperti berkah seorang muslim, yaitu pohon kurma".

Komentar para ulama dan ahli kedokteran tentang buah kurma :
1. DR. Jabbar An-Nuaimi dan DR. Al-A'mir Abbas Ja'far.
"Kurma mengandung sejenis unsur pengikat rahim yang dapat membantu mencegah
pendarahan seusai melahirkan."
2. Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah.
"Kurma berkhasiat memperkuat lever, memperlancar buang air, menambah libido
sex, dan mengobati tenggorakan kering."
3. Syeikh Robi' Al-Qutsaim.
"Para wanita yang bersalin tidak memiliki sesuatu yang lebih baik bagi
mereka selain kurma masak."
4. Amru bin Maimun
"Bila seorang wanita kesulitan melahirkan, tidak ada yang lebih baik
daripada kurma masak, baik yang basah maupun yang kering."
Karena kurma buah yang berkah, maka Rosulullah SAW mewasiatkan kepada kita untuk memakannya ketika mulai berbuka dari puasa Ramadhan, Dari Salman ibn 'Aamir, Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, "Jika salah seorang diantara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada maka dengan air karena air itu bersih dan suci. (HT. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma mengkel segar yang baru dipetik dari pohonnya-pent) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka dengan beberapa kurma matang, kalau tidak ada, maka dengan meneguk beberapa tegukan air putih. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Tidak diragukan lagi bahwa dibalik sunnah Nabi ini ada petunjuk medis dan manfaat yang banyak bagi kesehatan, dan hukum yang bagus. Rosulullah SAW telah memilih makanan ini dan tidak memilih yang lainnya karena adanya manfaat yang sangat besar, tidak hanya karena buah itu banyak dijumpai di lingkungannya semata.
Maka, ketika seorang yang berpuasa mulai berbuka maka organ-organ tubuhnya akan bersiap; dan organ pencernaan mulai berakivitas kembali, khususnya lambung yang butuh untuk diberikan sesuatu yang lembut, dan memulai mengakifkan kerjanya kembali dengan halus. Dan orang yang sedang berpuasa, pada keadaan ini, sangat butuh akan makanan yang mengandung gula yang mudah dicerna, yang bisa menghilangkan rasa lapar, persis seperti ia butuh akan air. Dan nutrisi makanan yang tercepat bisa dicerna dan sampai ke darah adalah zat gula, khususnya makanan yang mengandung satu atau dua zat gula (glukosa atau sukrosa). Sebab tubuh mampu menyerap dengan mudah dan cepat zat gula itu hanya dalam beberapa menit. Apalagi jika lambung dan perut sedang kosong, seperti orang yang berpuasa ini.
Andai kita mencari makanan yang bisa menyamai dua kandungan yang dituju ini secara bersama (menghilangkan lapar dan dahaga secara bersamaan dengan satu makanan), maka kita tidak akan pernah menemukan makanan itu lebih baik daripada apa yang disuguhkan oleh sunnah nabawiyah, dimana sunnah memotivasi orang yang berpuasa untuk membuka puasanya dengan zat gula manis sekaligus kaya akan air (ruthab) atau pun tamar (kurma matang). Berdasarkan penelitian bio-kimia, ditemukan bahwa satu bagian kurma yang kita makan sama dengan 86 - 87 % beratnya; mengandung 20 - 24 % air; 70 - 75 % gula; 2 - 3 % protein; 8,5% serat; sangat kecil sekali kandungan lemah jenuh (lecithine).
Berdasarkan penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa ruthab (kurma mengkel) mengandung 65 - 70 % air berdasarkan berat bersihnya; 24 - 58 % zat gula; 1,2 - 2 % protein; 2,5 % serat, dan sedikit sekali mengandung lemak jenuh (lecithine).
Berdasarkan penelitian kimiawi dan fisiologi yang dilakukan Dr. Ahmad Abdul Ra'ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat, diperoleh data sebagai berikut:
  • Mengkonsumsi ruthab (kurma mengkel, masih segar, matang dipohon) atau tamar (kurma matang kering seperti yang tersebar di Indonesia -pent) setiap kali mengawali buka akan menambah terhadap badan persentase yang besar akan kandungan zat gula, maka dengan ini akan hilang penyakit anemia (kurang darah), sehingga tubuh lebih menjadi bergairah;
  • Saat lambung kosong dari makanan, maka ia akan mudah mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula ini secara cepat dan maksimal;
  • Sesungguhnya kandungan ruthab dan tamar akan zat gula dalam bentuk kimia sederhana menjadikan proses mencerna dan menyerap di lambung sangat mudah, sebab 2/3 (dua per tiga) zat gula ada dalam tamar dan dalam bentuk zat kimia sederhana. Hal ini pun bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat;
  • Sesungguhnya adanya tamar yang mengandung air, dan ruthab yang mengandung air tinggi (65 - 70 %) akan menambahkan terhadap tubuh persentase yang tidak membahayakan, maka dengan itu seorang yang berpuasa tidak harus meminum air dalam jumlah banyak ketika berbuka.
Sementara ditinjau dari aspek nutrisi, memakan kurma bermakna memakan makanan
berenergi tinggi dan mudah dicerna. Ada dua prasyaratnya:
(i) berenergi tinggi
(ii) mudah dicerna. 

Dalam hal energi, kurma memiliki kadar energi 3000 Kcal/kg. Apabila Nabi SAW memakan kurma
 sebanyak 3 buah, maka menurut standar Codex kurma medium
(100 buah/500g) sebanyak 3 buah akan memiliki nutrisi pada kisaran 45 Kcal/kg.
Masih secara nutrisi, teh yang dibuat satu gelas dengan 3 sendok makan gula
pasir akan mengandung jumlah kalori yang sama . Artinya secara nutritif,
kandungan gula dalam 3 butir setara dengan 3 sendok teh gula pasir.
*dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar