Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalankandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal."Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantrenMangkuyudan Solo dulu"kata ibu.
"Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akanbesanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohonkeikhlasanmu" , ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah.Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku inginmenjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harusmengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitusaja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria danimpian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apaberhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah(lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, iamemang baby face dan anggun.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah.Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku inginmenjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harusmengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitusaja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria danimpian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apaberhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah(lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, iamemang baby face dan anggun.